Setelah melalui perdebatan yang
panjang, sidang paripurna DPR akhirnya melakukan pemungutan suara untuk
memutuskan soal utama RUU Pilkada sekitar pukul 02.00 subuh, Jumat 26
September.
Sebanyak 226 suara mendukung pilkada digelar lewat DPR
dan 135 suara meminta pilkada secara langsung, dengan total anggota DPR
yang memberikan suara 361 orang dan tidak ada yang abstain.
Fraksi Partai Demokrat memutuskan untuk walkout, walau ada beberapa anggotanya yang memberikan suara secara individu.
Keputusan walkout
itu disesalkan oleh anggota PDI-P, Eva Kusuma Sundari -yang mendukung
pemilihan kepala daerah secara langsung- seperti disampaikannya kepada
wartawan BBC, Liston Siregar.
"Intinya Demokrat. Kita agak shock
juga dengan perilaku Demokrat yang meminta dukungan namun ternyata
tinggal gelanggang, kalau orang Jawa bilang. Ternyata hanya main drama
dan tidak serius membela pilihan langsung tersebut."
Eva yakin
kalau tidak ditinggalkan Demokrat maka pendukung pilkada langsung bisa
menang karena ada tambahan sekitar 120-an suara.
Argumentasi 'kuat'
Sebelumnya,
Partai Demokrat bersikukuh
untuk mengusulkan opsi pilkada langsung namun dengan 10 syarat.
Menurut Eva keputusan Demokrat itu bisa jadi dipengaruhi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono, yang menjabat Ketua Umum.
"Memang
mendapat restu dan mungkin perintah. Saya yakin Pak SBY karena nggak
mungkin Mas Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono, Sekjen Partai Demokrat)
melakukan policy tanpa sepengetahuan Pak SBY," tambah Eva.
Selama
ini polarisasi dalam RUU pilkada ini terlihat antara Koalisi Merah
Putih -antara lain terdiri dari motor Partai Gerindra, Golkar, dan
Partai Keadilan Sejahtera- dengan koalisi pimpinan PDI-Perjuangan yang
mendukung pilkada langsung.
Menurut Zuber Safawi dari Partai
Keadilan Sejahtera, hasil yang dicapai mencerminkan dinamika politik di
Indonesia karena masing-masing kubu memliki argumentasi yang kuat.
"Bukan
soal kemenangan koalisi Merah Putih atau tidak karena semuanya memiliki
argumentasi yang kuat dan untuk kepentingan rakyat."
Zuber
menegaskan bahwa pemungutan suara tentang RUU Pilkada ini tidak bisa
mencerminkan proses politik di masa mendatang dengan pemerintahan
presiden terpililh Jokowi dari PDI-P akan selalu menghadapi tantangan
dari Koalisi Merah Putih.
"Kalau kedua pihak, masih punya
(kesadaran tentang) kepentingan rakyat, kesejahteraan rakyat, saya rasa
kita tidak akan hantam, tidak semua kebijakan pemerintah akan kita
halangi."
"Tidak dalam oposisi langsung. Saya kira tidak. Kita
akan melihat mana hal-hal yang memang positif untuk rakyat, pasti ada
peluang bagi kita untuk mendukungnya.
Sumber : http://www.bbc.co.uk